Rabu, Agustus 31, 2016

DARI MENATA HIDUP HINGGA MANAGER SEBUAH PERUSAHA-AN

Dede duduk menunggu diwarung kopi tempat biasa kami berkumpul meski  aku kurang dekat denganya tapi aku tahu dan mengenalnya dari erwin, akupun mendekatinya lalu duduk disampingnya, kuawali suatu obrolan dengan bertanya tempat tinggalnya yang ternyata dijalan pramuka, aku langsung teringat agus temanku  yang sudah lama tak berjumpa  dan mungkin tetangga dede karena disanalah dulu agus tinggal, kami tak berjumpa mungkin sepuluh tahun lebih .Dede mengenalnya tapi kurang terlalu dekat dan ternyata erwin lah yang mengenalnya secara pasti karena agus adalah kakak kelasnya di smk ,aku sempat terkejut ternyata kedekatanku dengan erwin tak disangka dia mengenal agus. Pikiranku terbayang kemasa lalu pada teman-temanku kesemuanya entah kemana, yang tersisa satu kota adalah agus tapi sampai saat ini aku belum bertemu dengannya hanya tahu dari teman yang aku kenal saat ini. Edi ke batam, ibrahim entah kemana, liana mungkin di kampungnya, mariana yang paling cantik pasti sudah dilamar kekasihnya yang polisi .Agus adalah temanku yang sengaja masuk ke sekolah perhotelan namun tak ada maksud  mengenyang program  pendidikan perhotelan, tapi setelah lulus smk agus ingin mahir berbahasa inggris, sayang  tak ada tempat kursus yang khusus untuk umum di kota tanjung pinang mengajarkan bahasa inggris maka dia ambil perhotelan karena disitu penuh dengan materi berbahasa inggris, itung itung dapat bonus ilmu perhotelan dan setelah lulus nanti siap masuk dunia kerja.
Bukan hanya erwin dan dede yang mengenal agus ternyata juga boy ,boy  lebih banyak berbicara panjang lebar mengenai agus bahwa sekarang dia punya jabatan penting di sebuah perusahan yang mendistribusikan suatu produk ,boy bilang sich tisu. boy juga berkata agus memulainya dari seorang sale marketing. Agus juga berujar pada boy kalo kita tak perlu malu bekerja seperti ini, kesana kemari membawa tisu ditawarkan ke toko dan supermarket.  Boy mendapat nasehat dengan gaya berfalsafah seperti yang dulu kukenal yang kadang aku juga agak eneg dengan mind set nya agus, mungkin buku yang membentuknya seperti itu, ya buku, dulu setiap pulang lebih awal dari agus selalu mengajaku pergi ke toko buku untuk membaca ,bukan untuk membeli, itulah cara cerdik agus berwisata ilmu tanpa harus membayar, dia sangat mengedepankan pengetahuan dan bercita cita sebagai serang pendidik alias guru, Selain keuletan dalam bekerja aku yakin karena kejujuran yang membuat agus berada di posisinya sekarang seperti yang boy bilang strategis, sifat religius juga yang mungkin mebawanya pada karir yang cemerlang.Pernah kami bersama pergi kerumah liana  untuk suatu keperluan agus bilang kita tidak perlu berlama-lama di sana karena dia adalah wanita, padahal dalam hatiku adalah kesempatan jika si wanita mau untuk  berlama lama.
Sejak tau agus masih ada di kota ini dan hanya  dia yang tersisa aku belum sempat mencari tahu dimana dia tinggal, tapi sempat aku akan mencari tahu keberadanya dan bermaksud akan bermain kerumahnya. Ada pengalaman yang sangat berkesan dengan temanku yang satu ini, ketika kami hendak berangkat magang dikawasan hotel berbintang lima laggoi ,aku membuka dompetku untuk menghitungnya ternyata liana melihatnya dan berkata" segitu aja dik duitmu "aku menjawab iya tapi ternyata aguslah yang paling minim hanya cukup untuk perjalanan naik bus karena agus berharap akan ada uang tips nanti selama magang di hotel tapi sayang kondisi tak seperti yang diharapkan kami tak bisa secara bersama -sama berada didepartemen house keeping karena aku andika ibrahim mariana dan liana harus terbagi dibeberapa tempat yang berbeda agus ditempatkan di kitchen dan aku di houskeping service room yang langsung memberi pelayanan pada tamu dan tentu saja akulah yang mengais lembaran dolar kala itu. Waktu dikamar mess tempat kami tinggal selama magang pernah sekali aku memperlihatkan dolar hasil  dari  pemberian tamu hotel pada agus dan dia memintanya sebagai kenang-kenangan, tapi aku tak memberinya, pernah juga aku memakai celana dalamnya karena punyaku kelimanya kotor dan sudah dua kali pemakaian tak kucuci karena malas, meski agus membawa cuma dua tapi dia rajin mencuci sehingga selalu ada persiapan, saat itu agus sedang  mandi karena hendak berangkat kehotel tempat kami magang, disitulah celah aku menggunakan kolornya yang tipis dan sedikit robek pada jahitan samping tapi bersih dan tentu saja nyaman di pakai, agus sangat memperhatikan kebersihan badan dan pakain ,memberi deodoran pada ketiak, pewangi pada bajunya meskipun tak ada bau keringat dari tubuhnya karena dia tidak  merokok kecuali aku dan edi teman sekamar,  begitu juga andika,selama berteman dengan agus aku tak penah melihat amarahnya meledak ledak jika sifat seperti itu masih ada padanya berarti dia satu dari kebanyakan manager yang selalu ingin dihormati dan dituruti setiap kata-katanya.


disore hari sambil terbaring dikursi panjang depan rumah biasa aku bersantai sambil membuka smartphone aku bermain face book, kutambah beberapa orang untuk berteman dimedia sosial, setelah ada yang terkonfirmasi aku seperti melihat foto agus disaran pertemanan, mungkin karena tadinya teman agus aku tambahkan lalu aku menemukanya, aku lihat dia sedang mengggendong anak kecil yang lucu mungkin dia sekarang sudah punya buah hati pikirku ,dan aku yakin dia agus, wajahnya belum berubah hanya perawakanya yang makin gagah dan penampilan yang tetap terjaga kemudian aku menyapanya dan mengatakan "kamu pantas sukses gus" agus hanya terkejut bertemu kawan lama di face book sambil bekata "didik apa kabar, di mana sekarang" aku jawab aku ada dirumah yang lama jalan sei jang, dia juga bertanya dimana aku bekerja ,kujawab aku berjualan di rimba jaya tempat pusat makanan (food court) di kota tanjung pinang, dia pun bilang kalo suatu saat nanti jika pergi makan malam akan sekalian mampir.

aku sedang mencuci piring bekas para tamu usai makan dan hendak segera menutup warung malam itu, dari belakang ada tepukan di pundakku, dan panggilan itu seperti aku kenal "didik didik" kubalikan badan ternyata agus yang datang, aku melihat dia bersama kedua relasi kerjanya dari medan yang melakukan kunjungan kerja ,dan agus lah yang menemani mereka dan tampak seperti kalangan eksekutif, obrolan kami pun tak panjang karena agus harus menemui temanya lagi yang sedang makan dan diselingi diskusi diwarung yang berbeda. agus sangat elegan,  kali ini kesuksesan telah diraihnya, dia juga berkata kita harus ulet untuk hidup layak, dia memang selalu berkata  pada siapapun jika ada yang bilang dia hidup enak seolah menekan kan tidak keberuntungan yang didapatnya tapi hasil dari kegigihan, jujur kali ini aku gak merasa minder punya teman yang sudah terbilang sukses justru sebaliknya aku sangat bangga, kini agus pasti sudah bisa beli celana dalam yang bagus lebih dari dua tidak seperti yang aku pakai tanpa sepengetahuanya dulu dan kini dia mampu menumpuk rupiah yang dompetnya pasti tak bisa menampungnya dan harus disimpan di bank meski bukan dolar yang seperti ketika dulu aku tak memberinya selembarpun, transportasi yang dulu ngojek dan angkot kini berubah menjadi mobil pribadi, good luck my friend and semoga sukses selalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar