Rabu, Agustus 24, 2016

ABU-ABU KEHIDUPAN

Tentu pernah kita melihat seorang yang cara bertuturnya sopan dan berperangai baik, ada juga sebuah organisasi masyarakat berbasis agama mengklaim berada dijalan kebenaran karena perbuatanya sesuai dengan ajaran-ajaran yang terpatri abadi pada kitab suci, mari kita sebut golongan orang seperti ini bersimbol warna putih

Tak jarang juga kita melihat seseorang yang menyadari dirinya berada dijalan salah, masyarakatpun berkata mereka adalah orang yang melenceng dari nilai-nilai kemanusian, untuk sementara saya akan melabeli orang ini dengan kelompok hitam 

Sebentar, mari kita mengintip dari sisi putih atau kebaikan apakah sebenar-benarnya putih sama sekali tak terkontaminasi oleh noda bercak hitam, mungkin anda sudah bisa menjawabnya, seseorang yang berbudi luhur, sebut saja tokoh agama seperti seorang ustad yang berkutat dengan politik dan menggunakan pisau pengetahuanya untuk merebut simpati warga lalu meraih kekuasan dan mengepulkan dapur keluarganya saja, tentu samar bukan jika dikatakan putih, begitu juga dengan ormas keagama-an yang tindak dan perilakunya mengikuti apa yang telah tertulis hitam diatas putih namun pada penerapanya banyak yang dirugikan tak jarang berujung dendam.

Hitam, perangai ini lebih dominan pada keburukan bahkan semua orang mengiyakan, bahkan dirinya pun menyadari bukan kebaikan jalan yang telah dilakukan, kelompok hitam ini akan selalu asik dengan dirinya dan tak menghiraukan yang lainya, dia asik dan akan selalu berbuat hal itu, tapi dibalik sifatnya ada hati yang meronta untuk berlaku baik, ada sisi kemanusian didalam hatinya, ketika tanpa sadar dia melakukan kebaikan karena merasa ada tuntutan hati, dari situ kita bisa mengatakanan tidak seluruhnya hitam atau buruk dari pribadi orang tersebut, sebaliknya ada sedikit cahaya putih dalam dirinya..


fredreic nitzhe berlari mendekati kuda yang di cambuk tuanya lalu memeluknya, seorang filsuf ateis ini mengatakan gott ist tot dalam bahasa jerman yang bermakna tuhan telah mati. namun seorang mahasiswa filsafat islam IAIN menyamakan keilmuanya dengan ketauhidan, sangat samar bukan sifat ketuhanan muncul dalam diri manusia yang tak bertuhan, tapi dikala seseorang menyatakan manusia bertuhan namun menimbulkan keresahan dan kekacauan berseru atas nama tuhan dan panji-panji kebenaran, untuk memerangi kesesatan, tak ada kata yang tepat untuk melabeli hitam adalah sepenuhnya hitam begitu juga putih, kita semua berada dalam wilayah relatifitas, jika susunan otak kita terdapat materi abu-abu begitu juga cara kita memandang dunia ini dan mengatakan "abu-abu kehidupan"


Ketika abu-abu menjadi warna dunia,aku takut keliru dalam berbuat lalu seorang teman menasehatiku "bergeraklah kawan hidup itu dinamis"



Tidak ada komentar:

Posting Komentar